Pilih Pemijat Kuda, Tukang Pijat Biasa Tak Lagi Memuaskan

Awalnya Yoso Djumeri dikenal warga Kota Salaiga dan beberapa kota lainnya, sebagai tukang pijat jaran atau kuda. Percaya atau tidak, banyak kuda yang meringis kesakitan, tak kuat menahan sakit, saat dipijat Mbah Djumeri (panggilan akrabnya). Namun, saat ini pelanggan Djumeri, bukan lagi kuda, melainkan masyarakat pada umumnya.
Muncul guyonan, ternyata para pelanggan memilih dipijat Djumeri, karena sudah kebal dengan tukang pijat biasa. Meskipun terasa sakit ketika dipijat, namun tidak membuat pelanggannya kapok. Bahkan semakin ketagihan dengan kemampuan bapak 5 putra dan belasan cucu tersebut, karena mampu memijat titik-titik tertentu di bagian tubuh.
Djumeri mengaku memijat jaran sejak 1967. Namun akhirnya ditinggalkan karena banyak pemilik kuda (termasuk kuda pacuan), yang melakukan kecurangan. Yakni memaksa kuda yang sudah mengalami kelainan pada otot/cedera, patah tulang, tetapi dipaksa untuk bekerja atau ikut lomba/pacuan. ”Sehingga saya terpaksa meninggalkan memijat kuda. Bila ada kuda yang sudah tidak mampu, ya sebaiknya segera dipotong saja,” selorohnya.
Pelanggannya kini semakin banyak, para Jenderal, tokoh masyarakat, bahkan para dokter. ”Ada Jenderal Polisi yang saya sembuhkan dari penyakit dengan cara dipijat. Kemudian memberangkatkan saya mengikuti ibadah haji,” ujarnya.
Sehari-hari Djumeri tinggal di RT 10 RW 2, Jalan Merak Klaseman Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Ilmu yang dimilikinya sudah ada yang diturunkan kepada salah satu putranya. (<B>Surya Yuli P-<P>)

Djumeri
Djumeri
Kuda Sehat...
Kuda Sehat…

Tinggalkan komentar